Jakarta, 16/12/2025 — Insiden kebakaran yang terjadi di sebuah gedung di Jakarta Pusat, yang melibatkan baterai Lithium Polymer (LiPo) untuk drone, menjadi pengingat yang menyakitkan bagi industri dan para penghobi. Kejadian tersebut menggarisbawahi betapa pentingnya penanganan yang benar terhadap baterai berteknologi tinggi ini.
Baterai LiPo adalah komponen vital yang memungkinkan drone terbang, namun sifat kimianya yang reaktif rentan memicu Thermal Runaway—reaksi panas tak terkendali yang dapat menyebabkan api dan asap beracun. Para ahli keselamatan kini meningkatkan seruan agar semua pengguna, mulai dari perusahaan komersial hingga individu, menerapkan disiplin mitigasi yang tidak bisa ditawar.
Kasus di Jakarta Pusat menyoroti bahwa kegagalan penanganan, khususnya pada baterai yang rusak atau penyimpanannya, dapat berakibat fatal. Berikut adalah tiga pilar pencegahan yang harus diimplementasikan:
1. Manajemen Baterai yang Rusak dan Kedaluwarsa
Penyebab awal insiden seringkali berakar dari baterai yang sudah dalam kondisi gagal atau rusak.
- Pemisahan Total: Harus ada pemisahan yang ketat antara baterai yang sehat dan baterai yang dicurigai menggembung (bengkak), rusak fisik, atau sudah melewati batas umur pakainya.
- Isolasi Segera: Baterai yang rusak harus segera diisolasi dalam wadah tahan api dan disiapkan untuk prosedur pembuangan yang aman. Jangan biarkan baterai yang rusak berada dekat dengan baterai yang sehat.
2. Protokol Penyimpanan dan Lingkungan
Lingkungan penyimpanan memainkan peran besar dalam mencegah kegagalan LiPo, terutama di fasilitas yang menyimpan baterai dalam jumlah banyak.
- Daya Aman (Storage Mode): Baterai yang tidak akan digunakan dalam 24 jam harus disimpan pada tingkat daya 40% hingga 60%. Menyimpan dalam keadaan penuh meningkatkan tekanan internal sel.
- Ruang Tahan Api: Lokasi penyimpanan haruslah sejuk, kering, dan, idealnya, dirancang tahan api dengan ventilasi yang baik untuk menghindari penumpukan panas. Hindari penumpukan baterai; gunakan rak yang terpisah.
- Kontrol Suhu: Pastikan baterai tidak terpapar suhu ekstrem atau sinar matahari langsung.
3. Prosedur Aman Saat Pengisian Daya
Pengisian daya adalah fase dengan risiko paling tinggi dan membutuhkan pengawasan penuh.
- Pengawasan Langsung: Proses pengisian baterai harus diawasi setiap saat. JANGAN ditinggalkan tanpa pengawasan atau semalaman.
- Peralatan Resmi: Hanya gunakan charger yang direkomendasikan pabrikan dan pastikan charger berfungsi dengan baik, utamanya pada fitur balance charging.
- Gunakan Pelindung: Isi daya baterai di dalam LiPo Safety Bag atau wadah yang terbuat dari bahan non-konduktif dan tahan api.
Jika terjadi kebakaran baterai LiPo, tindakan harus cepat dan sesuai:
| Aksi yang TEPAT | Aksi yang DILARANG |
| Isolasi: Segera pindahkan baterai ke area terbuka yang aman. | Menggunakan Air: Dilarang menyiram api LiPo dengan air; air dapat bereaksi buruk dan menyebarkan partikel yang terbakar. |
| Pemadam Khusus: Gunakan APAR jenis CO2 atau Dry Chemical untuk memadamkan api. | Mengabaikan Asap: Asap LiPo sangat beracun (mengandung karbon monoksida). Prioritaskan evakuasi dari asap. |
Tragedi kebakaran di Jakarta Pusat adalah pengingat yang mahal tentang harga dari kelalaian. Disiplin dalam penanganan, mulai dari penyimpanan hingga pembuangan, adalah langkah fundamental yang harus diprioritaskan oleh setiap pengguna drone untuk menjamin keselamatan aset dan nyawa. (F2W)